Minggu, 11 Maret 2012

Membenahi Kemacetan di Kota Jakarta


Bagaimana Cara Membenahi Kemacetan di Kota Jakarta?

Dahulu Jakarta merupakan kota yang indah, nyaman, sejuk dan bebas dari polusi maupun kemacetan. Namun, kini Jakarta tidak lagi dalam keadaan yang seperti itu. Banyak masalah-masalah yang terjadi di kota Jakarta sekarang ini, seperti: banjir, kemacetan, polusi-polusi udara maupun limbah-limbah pabrik. Setiap pergantian Gubernur di Jakarta, masalah-masalah tersebut belum ada satu pun yang dapat teratasi. Malahan masalah-masalah tersebut bertambah parah. Namun, saya ingin membahas satu dari masalah-masalah tersebut. Saya akan membahas tentang kemacetan yang terjadi di Kota Metropolitan.

Hampir setiap hari Kota Jakarta tidak lepas dari kemacetan. Terutama pada saat jam-jam kerja dan pulang kerja yaitu pada waktu pagi hari dan sore hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
  1.    Angkutan Umum (Angkot)
Angkot, inilah kendaraan umum yang ada sejak dahulu hingga saat ini. Angkot sangat membantu sekali untuk masyarakat, umumnya masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Namun, kini angkot (angkutan umum) mulai merajai setiap sudut-sudut jalanan Ibu Kota. Setiap pagi hingga malam hari angkot dapat berkeliaran bebas di jalan untuk mencari penumpang. Tetapi angkot-angkot pada era ini mulai tidak tertib dengan peraturan lalu lintas. Karena hampir semua pengendara angkot melanggar peraturan, seperti: memutar arah tidak pada tempatnya, menunggu penumpang (ngetem) sembarangan dan terkadang pengendara angkot mengendarai angkotnya dengan ugal-ugalan di jalanan. Mungkin mereka melakukan hal-hal tersebut agar dapat mencari banyak penumpang sekaligus mengejar setoran. Tetapi dampak buruk dari hal tersebut adalah kemacetan di jalan-jalan Ibu Kota yang semakin tidak terkendali. Apalagi semenjak adanya Bus TransJakarta yang memakan badan jalan-jalan di Jakarta untuk tempatnya berjalan.Tambah tidak terkendali saja kemacetan di Ibu Kota ini.

      2.    Kendaraan-kendaraan Pribadi

Dari tahun ke tahun tampaknya pengguna kendaraan pribadi semakin bertambah banyak, terutama kendaraan pribadi sepeda motor. Sepeda motor lebih mendominasi sekali dibandingkan dengan mobil. Hampir setiap Kepala Rumah Tangga memiliki kendaraan roda dua tersebut dibandingkan dengan mobil. Karena kendaraan roda dua tersebut mudah didapatkan dengan harga yang sangat terjangkau. Jadi, kemungkinan setiap Kepala Rumah Tangga memiliki kendaraan roda dua lebih dari satu (ini baru untuk masyarakat kalangan bawah). Kalo untuk masyarakat kalangan atas mungkin lebih memilih mengendarai mobil. Karena mobil lebih efisien dibandingkan motor. Tetapi ada juga yang tidak suka berkendara dengan mobil maupun tidak dapat mengendarai mobil. Mereka yang tidak dapat mengendarai mobil pun tetap saja tidak memakai angkutan umum untuk bekerja, tetapi mereka memilih menggunakan motor. Motor nya pun tidak asal motor, mereka pastinya membeli motor-motor sporty yang hanya dimiliki masyarakat kalangan atas. Olehkarena itu, kendaraan pribadi juga turut ikut serta menyumbang dalam kemacetan di Jakarta.
   
            3.   Bangunan-bangunan Liar

Dahulu bangunan-bangunan yang berdiri di Jakarta dapat tertata rapih, tidak ada masyarakat yang membangun bangunan (rumah-rumah) liar di sembarang tempat. Malahan, Jakarta tempo dulu jarang sekali ada bangunan-bangunan yang didirikan. Karena yang dulu ada hanyalah persawahan dan kebun-kebun yang banyak tidak terpakai. Namun, semenjak Jakarta menjadi kota Metropolitan banyak penduduk-penduduk daerah yang berusaha mengadu nasib di Jakarta (urbanisasi). Kaum urban banyak berdatangan ke Jakarta karena mereka berpikir lebih mudah mencari pekerjaan di Jakarta dibandingkan di kampung (desa). Tetapi kedatangan kaum urban justru membawa dampak yang buruk bagi kota Jakarta. Sebagian dari mereka yang yang tidak dapat tempat tinggal (tidak memiliki rumah tinggal) di Jakarta, akhirnya mereka memilih mendirikan bangunan-bangunan liar pada sembarang tempat. Hal ini semakin menambah saja kemacetan di Jakarta karena banyaknya marka-marka jalan yang diambil oleh sebagian masyarakat untuk mendirikan gubuk-gubuk liar untuk mereka tinggal. Bahkan ada juga sebagian dari mereka membangun tempat-tempat usaha yang memakan marka jalan.

Solusi-solusi yang dapat saya berikan untuk mengurangi kemacetan di kota Jakarta ini, yaitu:
  
               1.    Untuk masalah angkot (angkutan umum), antara lain:
  •  Sebaiknya Pemerintah segera membuat UU, yang berisi tentang etika-etika mengendarai angkot.
  •  Dimohon kepada para anggota-anggota kepolisian lalu lintas dapat menindak tegas atas perbuatan-perbuatan pengemudi angkot yang nakal saat berkendara.
  •   Dihimbau kepada masyarakat untuk turun dan naik angkot pada halte-halte yang tersedia di jalan raya.
  •  Sebaiknya bus TransJakarta memliki jalur khusus tersendiri yang tidak memakan badan jalan seperti sekarang ini.
  • Gubernur seharus nya menjalankan program bus TransJakarta lebih efisien mulai dari fasilitas, armada-armada bus serta kenyamanan pelayanan nya.

         2.     Untuk masalah kendaraan pribadi, antara lain:
  • Adanya UU yang harus dibuat pemerintah untuk membatasi setiap kepala Rumah Tangga paling banyak memiliki 2 atau 3 kendaraan pribadi saja.
  • Sebaiknya anak-anak yang belum cukup umur jangan diberikan kendaraan pribadi dulu sebelum dia memiliki SIM.
  • Setiap tahun diadakan uji emisi kelayakan jalan kendaraan, agar kita mengetahui apakah kendaraan yang kita miliki layak untuk jalan atau tidak.
  • Tertib berlalu lintas (tidak mengambil jalan unutk tempat orang berjalan).
         3.   Untuk masalah bangunan-bangunan liar, antara lain:
  • Dibangunnya lapangan-lapangan pekerjaan di desa-desa, agar masyarakat desa tidak perlu mencari kerja ke kota.
  • Pemerintah menggerakan POL-PP lebih efisien lagi (mengontrol bangunan-bangunan liar setiap 2minggu sekali).
  • PEMDA setempat juga dapat sharing atau memberi informasi kalau di kota juga tidak gampang dalam mencari pekerjaan.
  • Sebaiknya masyarakat pedesaan yang tidak memilki keahlian khusus (skill) janganlah mencari pekerjaan di Jakarta karena akan sulit sekali untuk mendapatkan pekerjaan.
Masalah kemacetan yang terjadi di Jakarta sekarang ini tidak dapat ditangani oleh satu pihak saja. Tetapi diperlukan juga perhatian dari berbagai pihak. Ini adalah tugas untuk kita bersama, terutama untuk generasi-generasi muda sekarang untuk memikirkan cara mengatasi kemacetan ke depan nya. Agar masalah kemacetan di Jakarta dapat diatasi dengan tuntas dan efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar